SOLUSI

Bentang alam darat dan laut (Land and Seascape-LaS) memiliki konektivitas dalam ekosistem dan interaksi sosial ekonomi masyarakat (Romero et al 2012). Apa yang terjadi di hulu daratan akan berdampak pada kondisi di hilir pesisir, dan sebalikanya. Pengelolaanyang tidak berkelanjutan serta kondisi akibat adanya perubahan iklim pada dua bentang alam tersebut, telah mengancam ekosistem alam dan penghidupan masyarakat lokal. Guna mengatasi persoalan tersebut, pada tahun 2023 pemerintah Jerman dan Indonesia bekerjasama mendorong transformasi pengelolaan bentang darat dan laut terintegrasi di Indonesia melalui program SOLUSI. Program SOLUSI merupakan inisiatif strategis untuk mengatasi degradasi lahan dan bentang laut di Indonesia, dengan meningkatkan ketahanan ekosistem, serta mendorong mata pencaharian yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Program SOLUSI dilaksanakan oleh Konsorsium GIZ, KEHATI, ICRAF, dan SNV pada level nasional maupun daerah. Pada level daerah, program ini dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, terdapat tiga kabupaten lokasi program yaitu Banyumas, Kebumen, dan Cilacap; yang dijalankan oleh Yayasan KEHATI yang bermitra dengan Perkumpulan ARuPA sebagai pelaksana. ARuPA bekerja dengan fokus melakukan pendampingan masyarakat di tiga kabupaten tersebut selama tiga tahun untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis dan mangrove (2025), pengelolaan sampah terpadu (2026), serta pengembangan penghidupan melalui ekowisata & pemberdayaan perempuan (2027).

TUJUAN & HASIL PROGRAM

Program SOLUSI di Jawa Tengah memiliki 3 Tujuan dan serangkaian hasil spesifik yakni:

1. Ekosistem terestrial dan pesisir terkelola secara terintegrasi dan berkelanjutan

Seluas 35 hektar ekosistem terestrial dan pesisir terpulihkan, dengan rincian:

25 hektar lahan kritis di Banyumas;
8 hektar lahan kritis di Kebumen;
1 hektar mangrove di Kebumen;
1 hektar mangrove di Cilacap.

 

2. Sampah tingkat desa terkelola secara terintegrasi

Masyarakat 4 desa mampu mengelola dan menjalankan sistem pengelolaan sampah secara terintegratif di tingkat desa. Beberapa hasil kongkrit dari pengelolaan sampah tingkat desa ini yaitu:

Terbentuk dan beroperasinya 4 (empat) bank sampah dengan kelembagaan dan SOP yang mantab
Adanya 4 pusat pengolahan sampah tingkat desa
Adanya 4 peraturan desa (Perdes) terkait pengelolaan sampah terintegrasi

80 rumah tangga mempraktekkan pengelolaan sampah

 

3. Masyarakat memiliki sumber mata pencaharian alternatif berketahanan ikim

Meningkatnya pendapatan masyarakat sebesar 15% setelah mendapatkan intervensi program. Peningkatan pendapatan tersebut berasal dari pengembangan ekowisata dan pengolahan produk lokal dari kaum perempuan. Beberapa hasil kongkrit dari pemberdayaan ekonomi ini yaitu:

Dokumen rencana pengolahan wisata di 4 desa; termasuk dokumen rencana pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial di Kebumen
Pengembangan ekowisata melalui hibah sarana prasarana, penerbitan media informasi, kerjasama dengan agen wisata, dan peningkatan kapasitas pelaku wisata.
Terbentuknya 4 kelompok usaha perempuan dengan produk unggulan masing-masing
Pemberian hibah sarana prasarana produksi bagi kelompok usaha perempuan; termasuk peningkatan kapasitas pelaku usaha perempuan.


LOKASI & DURASI PROGRAM

Yayasan Kehati dan ARuPA fokus bekerja di 4 Desa yaitu Desa Tambaknegara dan Desa Tunjung Kabupaten Banyumas, Desa Ayah Kabupaten Kebumen, dan Desa Karangbenda Kabupaten Cilacap. Waktu pelaksanaan program dimulai bulan Maret 2025 hingga bulan Februari 2028 (36 bulan).

 

SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan berasal dari Hibah Program SOLUSI yang merupakan programkemitraan antara pemerintah Indonesia (BAPPENAS) dan pemerintah Jerman (BMUKN) melalui Inisiatif Iklim Internasional (IKI) yang diimplementasikan secara bersama oleh Konsorsium GIZ, ICRAF, SNV, dan Yayasan KEHATI.

#SOLUSIDaratLautLestari

Yuk ikut mewujudkan pengelolaan bentang darat dan laut yang lestari di Indonesia dengan membagikan informasi ini!