Home > Berita > Koperasi Tunda Tebang Jasema menjawab Tantangan Tebang Butuh

Ekonomi koperasi merupakan cita-cita besar dari Mohammad Hatta yang kemudian dimasukkan dalam cita-cita konstitusi. Koperasi ini merupakan sistem ekonomi alternative dari sistim ekonomi kapitalis dimana pemusatan modal hanya dimiliki oleh segelintir orang. Selain itu, sistem koperasi merupakan jawaban dari praktek-praktek ekonomi yang pada saat itu mulai menggurita dan mengesampingkan masyarakat kecil.

Para pendahulu, sangat sadar betapa berbahaya sistem ekonomi kapitalistik jika diterapkan secara utuh di Indonesia. Dengan melihat kebudayaan masyarakat Indonesia yang saling tolong menolong dan sangat kuat dalam bergotong royong maka ide cemerlang koperasi dicetuskan untuk membendung gempuran sistem ekonomi kapitalistik.

Pada perjalanan koperasi di Indonesia sampai sekarang ini,  dengan melalui masa pasang surut dan penuh tantangan, koperasi menjadi sistem ekonomi masyarakat yang sedikit banyak telah mampu menggerakkan ekonomi masyarat kecil ditingkat bawah. Dimana dalam koperasi ini anggotanya juga mempunyai peran yang sangat besar dalam kepemilikan, permodalan dan pengelolaannya.

Koperasi Simpan Pinjam Tunda Tebang (KSP Tunda Tebang) Jasema merupakan unit usaha KTH Jasema  yang berdiri sejak tahun 2014 mencoba menawarkan metode simpan pinjam yang tidak biasa dilakukan oleh koperasi atau lembaga keuangan lainnya.

Anggota KTH Jasema yang merupakan petani pemilik hutan rakyat, dapat mengagunkan pohon milik petani kepada koperasi untuk dapat mengakses dana. Dari penelitian yang dilakukan ARuPA pada tahun 2014, di sarikan bahwa, pemenuhan kebutuhan dana petani yang besar biasanya dipenuhi dengan menebang pohon miliknya walaupun belum saatnya di tebang.

Berawal dari kebiasaan tersebut maka KTH Jasema beserta ARuPA mempunyai inisiatif untuk mendirikan koperasi tunda tebang dengan semangat menyelamatkan pohon-pohon milik petani hutan rakyat yang belum masa tebang dan menjaga kelestarian lingkungan di Desa Terong.

Sejak berdiri sampai dengan saat ini, KSP Tunda Tebang telah banyak berperan dalam penyelamatan lingkungan dan memenuhi kebutuhan anggotanya. Keberadaan KSP Tunda Tebang telah memberi warna tersendiri diantara lembaga-lembaga keuangan yang banyak berdiri di Desa Terong dan sekitarnya.

Dalam rencana Rapat Anggota Tahunan (RAT) tutup buku tahun 2021, KSP Tunda Tebang Jasema telah berhasil membukukan kegiatan simpan pinjam selama tahun 2021 dan saat ini sedang menyiapkan Laporan Rapat Anggota Tahunan yang terdiri dari Laporan Pertangungjawaban Pengurus, Laporan Keuangan, Laporan Pengawas dan Rencana Program Kerja Tahun 2022.

Dari laporan keuangan yang disajikan terjadi peningkatan simpanan hasil usaha (SHU) dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, SHU yang dilaporkan sebesar Rp. 15.600.00 dan pada laporan tutup buku tahun 2021 sebesar Rp. 21.725.000. Selain itu, tingkat pertumbuhan modal sendiri juga mengalami kenaikan sebear 10%.  Hal ini cukup menggembirakan, dari pertumbuhan dan kenaikan SHU dapat menjadi salahsatu indikator bahwa kesadaran anggota terhadap kepemilikan KTT Jasema semakin tinggi.   

Menurut pernyataan dari salahsatu Pengawas KTT Jasema, Sugiyono, sebenarnya masih banyak anggota yang menginginkan peminjaman di KTT Jasema, tetapi karena keterbatasan dana yang diputar akhirnya belum bisa mencukupi hal tersebut. Senada dengan itu, ketua KTT Jasema, Suparjo, mengharapkan ada tambahan modal atau suntikan modal dari pihak ketiga yang bisa dikembangkan di KTT Jasema untuk mencukupi kebutuhan anggota yang akan meminjam.

Keberhasilan KTH Jasema membentuk unit usaha berbentuk koperasi simpan pinjam ini merupakan salahsatu contoh dan langkah kecil dari para penggiat petani hutan rakyat untuk bisa terlepas dari sistem ekonomi kapitalis menuju sistem ekonomi kerakyatan. Dan keberadaan KTT Jasema walaupun belum bisa memenuhi seluruh harapan anggotanya tetapi mereka mampu berdiri kokoh,  sejajar dengan lembaga keuangan lainnya.

Satu hal yang menjadi tambahan, keberadaan KTT Jasema ini telah mampu menyelamatkan lingkungan  dengan metode tunda tebang dengan mengagunkan pohon milik anggota dan hal ini menjadi nilai atau dampak yang tidak bisa diukur, karena ada unsur pendidikan yang secara secara tidak langsung untuk merawat pohon

Dari Terong kita belajar untuk lebih mencintai lingkungan kita dengan cara kita masing-masing.

(ST)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*