Home > Berita > ARuPA Gelar Workshop “Penguatan Jaringan Bisnis Kayu”

Selasa (23/6). Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA) bekerja sama dengan Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) yang didukung oleh Multistakeholder Forestry Programme (MFP), European Union (EU) dan DFID menyelenggarakan Workshop “Penguatan Jaringan Bisnis Kayu Bersertifikat Legal Pelaku Kehutanan” di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta.

Workshop yang dilakukan selama dua hari tersebut (22-23 Juni 2015) mempertemukan para pelaku kehutanan, yakni pengelola hutan rakyat tersertifikasi, pelaku industri tersertifikasi, perajin tersertifikasi, pelaku eksportir tersertifikasi, unsur pemerintah (SKPD), serta lembaga keuangan.

Pertemuan berbagai pelaku kehutanan tersebut diharapkan dapat membangun kerja sama yang lebih efektif dalam pengembangan pemasaran kayu atau produk industri kehutanan tersertifikasi dengan adanya manfaat langsung atau keuntungan finansial yang akan didapatkan.

ARuPA sendiri mengadakan workshop ini sebenarnya berusaha menjawab pertanyaan dari unit usaha kecil dan kelompok tani hutan yang kerap bertanya apakah setelah mendapatkan sertifikasi akan mendapatkan keuntungan finansial dan apakah sertifikasi bisa membantu unit usaha memasarkan produknya.

Suryanto Sudiro (ARuPA) sedang menyampaikan materi

“Nah, bagi kalangan tersebut, tentunya isu-isu tersebut lebih penting dibandingkan pembicaraan mengenai good governance ataupun pengelolaan hutan lestari,” terang Dwi Nugroho, Direktur Eksekutif ARuPA.

Selain itu, selama ini saat ARuPA melakukan pendampingan terhadap supplayer-supplayer eksportir, ARuPA menemukan bahwa kebutuhan dalam meningkatkan usaha dengan adanya intervensi kebijakan pemerintah cukup tinggi.

“Hal ini membuat para pelaku industri dan pemilik hutan hak, perlu adanya modal untuk memenuhi kebutuhan eksportir dan tentang manfaat secara langsung yaitu keuntungan finansial,”tuturnya.

Dari sana, Pemerintah melalui Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan bagian dari Kementerian Kehutanan telah menggulirkan program peminjaman dana dengan bunga lunak.

“Selama ini, BLU masih bekerja pada tingkat “on farm” pengelolaan hutan, namun telah berencana melakukan pelayanan “off farm”, yang artinya pelayanan terhadap pelaku industri kehutanan juga,” ujarnya.

Foto 2

Den Baguse Ngarso sedang memimpin talkshow

Acara di hari pertama sendiri menghadirkan beberapa narasumber, seperti Suryanto Sudiyo, Gusti Putu Armada (AWKMI), Nur Maliki Arifiandi (WWF Indonesia) dan Hayyu Wibawa (LEI). Di hari kedua,  acara dikemas dalam bentuk talkshow yang menghadirkan Den Baguse Ngarso.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*