Giat Konservasi Air Desa Tegalmulyo: Langkah Awal Menuju Desa Ramah Air Hujan

Desa Tegalmulyo merupakan salah satu desa tertinggi di Kabupaten Klaten. Desa ini berada di dataran tinggi yang berjarak 4-6 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Desa Tegalmulyo merupakan salah satu desa dampingan PT. SGM Prambanan dalam pelaksanaan program konservasi. PT. SGM Prambanan bersama Lembaga Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA) melaksanakan sejumlah kegiatan konservasi di Desa Tegalmulyo. Desa Tegalmulyo dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan daerah tangkapan air (water catchment area) dari sumber air yang digunakan oleh PT. SGM Prambanan untuk menjalankan kegiatan operasional produksinya.

Beberapa kegiatan konservasi yang dilaksanakan adalah pembuatan sumur resapan, pembuatan rorak, dan pembangunan stasiun pengukur curah hujan. Seluruh kegiatan dilaksanakan melalui kerjasama dengan pemerintah Desa Tegalmulyo. Tim ARuPA selaku pelaksana lapangan selalu mendorong semua pihak bahwa program konservasi ini dapat memberikan manfaat secara maksimal untuk masyarakat. Selain manfaat dari segi lingkungan dapat diperoleh, masyarakat juga dapat memperoleh manfaat secara ekonomi. Sehingga dalam pelaksanaan program konservasi ini sebagian besar pekerjaan dilaksanakan oleh masyarakat desa setempat.

Dalam program konservasi ini direncanakan akan dibuat sebanyak 30 buah sumur resapan, 30 buah rorak, serta satu unit stasiun pengukur curah hujan. Sumur resapan dibuat di lahan milik warga tepatnya di sekitar pekarangan rumah supaya dapat menampung air hujan dari atap dan talang rumah. Beberapa sumur resapan juga dibuat di sekitar fasilitas umum dan lahan milik desa. Sedangkan rorak dibuat di tegalan/lahan kas desa dan juga lahan milik warga, rorak dibuat di lahan pertanian dengan cara menggali tanah dengan ukuran 2×1 meter.

Sumur resapan dibuat pada kedalaman 2 meter dan diameter 1 meter. Material yang digunakan adalah buis beton yang dilengkapi dengan lubang-lubang kecil di sekeliling permukaannya. Pada bagian luar buis beton diisi dengan batu koral hingga penuh. Sedangkan di dasar sumur resapan juga di lapisi dengan batu koral ditambah dengan ijuk sebagai media penyaring air. Pada bagian atas sumur resapan diberi tutup dari beton yang juga dilengkapi dengan lubang. Setelah sumur resapan selesai dibuat dilakukan uji coba resapan air dengan cara menuangkan air hingga memenuhi sumur resapan dan menghitung waktu atau lama air teresap ke dalam tanah sepenuhnya. Hal uji coba resapan air tersebut dilakukan untuk mengetahui volume air yang dapat dimasukkan ke dalam tanah pada satuan waktu tertentu. Pada masing-masing tempat dibuat sumur resapan dilakukan pencatatan titik koordinat, identitas pemilik rumah, alamat, serta luas bangunan rumah. Luas bangunan rumah digunakan untuk menghitung luas atap rumah yang mencerminkan berapa jumlah air yang bisa ditangkap dan dialirkan ke dalam sumur resapan.

Selain mengetahui jumlah debit air yang dapat masuk ke dalam tanah melalui sumur resapan, untuk mewujudkan Desa Tegalmulyo sebagai desa ramah air hujan, PT. SGM Prambanan dan Lembaga ARuPA berupaya untuk memperoleh data curah hujan di Desa Tegalmulyo. Untuk itu, pada program konservasi ini dibangun stasiun pengukur curah hujan. Alat tersebut diletakkan pada areal terbuka dan tanpa penghalang secara vertikal maupun secara horizontal pada radius tertentu. Hal ini bertujuan supaya dapat menangkap air hujan dengan tanpa dipengaruhi benda-benda lain disekitarnya. Sehingga data curah hujan yang diperoleh dapat seakurat mungkin. Alat pengukur curah hujan ini dibangun pada lahan kas desa. Kedepan akan dilakukan pelatihan bagi warga lokal untuk mengoperasikan, mengambil, dan mengolah data curah hujan. Data curah hujan tersebut penting adanya karena untuk mengetahui curah hujan harian, bulanan, dan tahunan di Desa Tegalmulyo. Dengan demikian, salah satu misi Desa Tegalmulyo sebagai desa ramah air hujan akan terwujud.

Gambar 1. Proses pemasangan buis beton pada sumur resapan.

Gambar 2. Tiga buah buis beton dipasang pada masing-masing sumur resapan.

Gambar 3. Seluruh proses pembuatan sumur resapan dilakukan oleh warga setempat.

Gambar 4. Pada masing-masing sumur resapan di catat titik koordinatnya.

Gambar 5. Proses pembangunan fondasi alat pengukur curah hujan.

Views: 46

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *