Pemeliharaan Fisik Embung Tirta Mulya

Pagi-pagi beberapa orang datang ke lokasi embung Tirta Mulya Desa Tegalmulyo. Mereka akan melakukan kerja bakti pemeliharaan embung. Tim tersebut terdiri dari 9 orang dan dikoordinir oleh ketua RT setempat. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari program konservasi yang diinisiasi oleh PT. SGM Prambanan bekerjasama dengan Lembaga ARuPA.

Embung tirta mulya berlokasi di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Embung terletak di kaki Gunung Merapi yang hanya berjarak 6 kilometer dari puncak gunung. Embung Tirta Mulya dibangun atas kerjasama antara PT. Tirta Investama, Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Klaten. Embung Tirta Mulya mempunyai kedalaman 5 meter dengan luas 0,6 hektar dan mampu menampung air hingga 12.000 m3.

Kondisi embung selama ini dapat dikatakan kurang terawat, karena beberapa fasilitas banyak yg mengalami kerusakan, rumput yang lebat, sampah banyak yang tercecer di area embung bahkan di badan air embung, dan adanya kebocoran geomembran embung. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran warga dalam menjaga fasilitas umum. Kegiatan yang cukup menantang adalah penambalan geomembran karena tidak mudah mencari titik kebocoran serta pada saat menambal perlu usaha ekstra dan strategi yang tepat. Jika tidak justru akan menimbulkan kebocoran lain. Peralatan untuk menambalnya pun harus disediakan khusus.

Kegiatan pemeliharaan embung kali ini meliputi perapihan taman, pemangkasan rumput, pembersihan sampah di dalam embung, pembersihan saluran inlet dan outlet, penambalan geomembran embung yang bocor, pengecatan gazebo, serta perbaikan dan penambahan papan interpretasi. Kegiatan pemeliharaan embung ini sepenuhnya dilaksanakan oleh warga masyarakat lokal. Hal ini dilakukan supaya masyarakat setempat dapat menjaga dan melestarikan fungsi embung secara lebih intensif, mengingat manfaat embung selama ini sangat vital bagi masyarakat. Banyak warga yang memanfaatkan air embung untuk menyiram tanaman, mencuci, serta untuk keperluan lainnya terutama disaat musim kemarau.

Kegiatan pemeliharaan embung ini dilakukan kurang lebih selama 6 hari. Pasca dilakukan pemeliharaan nampak sekali perbedaan dari kondisi fisik dan area di sekitar embung. Rumput-rumput dan taman sudah tertata rapi, saluran air menjadi bersih, sampah tidak lagi tampak di seluruh area embung, geomembran telah tertambal dengan baik, dan beberapa fasilitas di sekitar embung juga telah diperbaiki.

Pasca kegiatan pembersihan banyak berdatangan anak-anak untuk bermain dan juga warga sekitar untuk sekedar menikmati keindahan embung. Embung Tirta Mulya selain memiliki fungsi penyedia air, juga dijadikan sebagai objek wisata oleh Pemerintah Desa Tegalmulyo. Desa Tegalmulyo saat ini tercatat sebagai desa wisata yang juga memiliki objek wisata lainnya yaitu Kampung Gir Pasang dan Sapu Angin. Keberadaan embung Tirta Mulya ini turut mendorong potensi Desa Tegalmulyo sebagai desa wisata. Pemerintah Desa Tegalmulyo telah menyiapkan rencana dan strategi khusus untuk merevitalisasi embung Tirtamulya sebagai objek wisata dengan menyediakan sarana prasarana tambahan di sekitar embung melalui dana APBDes. Namun upaya terebut harus dibarengi dengan strategi pemeliharaan embung untuk menjaga fungsi utama embung tetap terjaga dengan baik sebagai salah satu sumber air bagi masyarakat sekitar.

Gambar 1. Brifing sebelum dimulainya kegiatan pemeliharaan fisik embung.

Gambar 2a. dan 2b. Kondisi sekitar embung sebelum kegiatan pemeliharaan fisik.

Gambar 3a. 3b. dan 3c. Kondisi embung pasca kegiatan pemeliharaan.

Gambar 4a. dan 4b. Proses penambalan geomembran.

Views: 16

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *