Warga Desa Sukorejo Mencintai Kesenian Tradisional

Di sela-sela pendampingan yang dilakukan ARuPA pada APHR Ngudi Utomo di Boyolali, ada hal unik yang ditemui oleh ARuPA. Acara syukuran tersebut ini bernama “Bersih Dusun”. Acara ini dilakukan setiap satu tahun sekali pada setiap dusun dalam rangka bersyukur menyambut panen tani. Bersih dusun pada tiap-tiap dusun dilakukan secara bergantian.

Pada 17 April 2015 dilakukan bersih dusun di Dusun Blantenrejo, Desa Sukorejo yang merupakan sekretariat dan salah satu wilayah kerja APHR. Bersih dusun diadakan dengan mengadakan pertunjukan kesenian tradisional. Pada kali ini, kesenian daerah yang dipertunjukkan adalah pertunjukan wayang kulit dengan cerita Perang Baratayuda yang dimulai dari jam 20.00 WIB hingga keesokannya menjelang subuh. Kisah epik ini menceritakan perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. Gending Jawa terlantun dengan indah dari gamelan yang dimainkan oleh kelompok karawitan, semakin manis dari suara merdu sinden-sinden, dan menjadi lengkap dengan atraksi wayang kulit yang dilakukan oleh dalang.

Acara ini dihadiri oleh perangkat kecamatan, perangkat desa, warga sekitar, bahkan warga dari desa lainnya. Keunikan pada bersih dusun adalah semua penonton yang hadir dengan menggunakan jas. Hal tersebut terpengaruh oleh budaya dari Eropa. Penggunaan jas tersebut adalah menjadi budaya setempat dalam memberikan penghargaan tertinggi pada budaya tradisional. Warga memandang pertunjukan itu sebagai budaya luhur yang harus dihargai sehingga harus menontonnya dengan pakaian terbaik.

Di hari sebelumnya (16/4), ARuPA mengunjungi tempat latihan kesenian yang berada di Dusun Plandaan, Desa Sukorejo. Pemuda-pemuda setempat melakukan latihan tari jaranan. Tari jaranan adalah tari tradisional Jawa yang dilakukan dengan memakai properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Anak-anak kecil dan orang tua ramai menonton latihan tari jaranan yang diiringi oleh gamelan Jawa. Mereka lebih memilih untuk menonton kesenian tradisional dari pada diam di rumah untuk menonton televisi. Kegiatan positif ini bermanfaat dalam mengarahkan pemuda-pemuda untuk melestarikan kesenian tradisional dan mengurangi angka kriminal pemuda pada umumnya. Dukungan warga dalam mencintai kesenian tradisional juga bermanfaat untuk mempersatukan warga dalam keguyuban.

Views: 17

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *