Home > News > Surveillance SVLK di KTH Jasema

Selain APHR Tunas Mekar, Gayamharjo, pada Kamis, 5 November 2015, kelompok dampingan Lembaga Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA), Kelompok Tani Hutan (KTH) Jasema yang ada di desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga menjalani surveillance (penilikan) SVLK dari PT Transtra Permada.

Surveillance SVLK ini sendiri dilakukan di Kantor Sekretariat KTH Jasema yang ada di desa Terong. Acara ini dihadiri oleh perwakilan anggota KTH Jasema, penyuluh Kehutanan, pendamping LSM ARuPA dan auditor dari PT Transtra Permada.

Acara yang dimulai sekitar pukul 9 ini, dibuka oleh Sugiyono, Ketua dari KTH Jasema. Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran PT Transtra Permada dan mempersilahkan para auditor untuk melakukan penilikan.

Auditor dari PT Transtra Permada, Soelistyo Wibowo, menjelaskan untuk proses surveillance SVLK ini akan dilakukan dalam 2 tahap. Pertama, yakni pengecekan dokumen. Kedua, pengecekan lapangan. Untuk pengecekan dokumen sendiri dilakukan apabila ada penambahan jumlah anggota dan terkait aspek produksi. Sedangkan, untuk pengecekan lapangan dilakukan untuk mengambil sampel kepemilikan lahan milik anggota. Rencananya pengambilan sampel sendiri akan dilakukan di

Soelistyo juga menambahkan bahwa dalam surveillance SVLK ini sendiri adalah ada sedikit perubahan peraturan yang digunakan acuan. Jika dulu pada proses pengajuan tahun 2013, APHR Tunas Mekar masih menggunakan peraturan yang lama P.38 /Menhut-II/2009, maka sekarang sekarang memakai revisi P.43 / Menhut –II /2014.

Dalam kesempatan ini juga, Eddy Priyatno, penyuluh kehutanan ikut menyampaikan pendapatnya mengenai dampak dari SVLK masih belum signifikan, terutama dari sisi ekonomi. Hal ini dirasa tidak mudah karena masih tidak mudah menyadarkan masyarakat untuk paham soal program SVLK. Namun secara mental, menurutnya SVLK sudah mampu mendorong kelompok agar bisa menjaga diri dari pihak lain.

Eddy berharap agar KTH Jasema bisa terus mengembangkan potensi yang sudah ada agar bisa lebih mencuat lagi, apalagi mengingat KTH Jasema sudah jadi panutan atau contoh di daerah Dlingo.

Ia juga mengapresiasi kinerja Lembaga ARuPA yang sudah melakukan pendampingan di KTH Jasema selama ini. Sebab, karena adanya pendampingan Lembaga ARuPA, KTH Jasema bisa menjadi kelompok yang mandiri. Bahkan atas kerjasama dan kerja keras yang ada, kemarin BLU bisa datang mengadakan kegiatan di desa Terong kemarin.

Selanjutnya, untuk kegiatan surveillance ini sendiri akan dilakukan hingga Sabtu, 7 Oktober 2015 dan akan ditutup pada Senin, 9 Oktober 2015.

Print Friendly, PDF & Email

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*